Tidak Selalu Buta Arah

Hari ini adalah hari keenam tantangan #10DaysKF dengan tema “ceritakan tentang hal di mana kamu pernah membanggakan sesuatu sementara orang lain justru meremehkan”. Kejadian itu banyak sekali terjadi kepada saya, tapi karena saya itu orang yang nggak gampang marah dan tidak pendendam (awas! Ini bohong!!) jadi nggak pernah diambil hati tentang bagaimana orang memandang remeh terhadap saya. Karena temanya sudah ditetapkan ya bongkar-bongkar lagi deh cerita lawas.

Sudah menjadi cerita lama kalau saya ini jarang sekali bisa menghafal jalan dengan baik. Suka kesasar.

Pernah suatu ketika saya lebih paham dengan suatu jalan tetapi saya dibonceng oleh seorang teman sehingga saya yang mengarahkan jalan. Saya mengarahkan lebih baik lewat jalan sini, tapi memang dasarnya saya jarang bisa menghafal jalan dengan baik ya nggak dipercaya deh arahan dari saya. Saya memilih diam dan kami berdua melewati rute yang lebih panjang.

Kejadian serupa terjadi lagi. Tetapi ini lebih ngeselin. “Oke, ikuti saya saja. Saya tahu daerah ini” “bohong, pasti kalau diturunin sini nggak bakal bisa pulang ke rumah” beuh, kalimat itu bikin nyesek. Padahal saya tahu dengan baik jalan di daerah itu, tetapi teman saya yang expert dalam menghafal jalan membuat saya semakin buruk dihadapan orang. 

Seringnya memang buta arah, tetapi saya tidak selalu buta arah. Saya bangga bisa menghafal jalan, meskipun harus lebih lama daripada kalian. Karena lama menghafal jalan bukanlah aib yang harus disembunyikan *eeaaakk.

Sebenarnya masih banyak kejadian yang memberikan peluang bagi orang lain untuk meremehkan saya, tetapi hari ini cukup sekian saja ceritanya. Nanti takutnya malah menambah penyakit hati saya. Setidaknya setelah menulis ini saya menjadi sadar, mungkin saja saya pernah melakukan dosa meremehkan orang lain sehingga saya harus mengalami diremehkan orang lain.

-sekian-

*** #10DaysKF hari keenam : “ceritakan tentang hal di mana kamu pernah membanggakan sesuatu sementara orang lain justru meremehkan”